7 Feb 2010

Aquamats Sebagai Filter Biologi & Meningkatkan Produksi Perikanan

Bermula dengan kegiatan PKL di IPMB University Malaysia Sabah tahun 2007, akhirnya sejalan dengan kegiatan tersebut selama 40 hari saya menemukan produk rekayasa perikanan yang baru menurut saya yaitu aquamats. apakah aquamats itu.....mari kita simak!!

Aquamats adalah produk baru dari rekayasa budidaya yang inovatif berfungsi untuk meningkatkan produktivitas Larva yang dibudidaya, daerah asuhan bagi larva ikan, media untuk tumbuhnya bakteri nitrifikasi dan sistem budidaya yang tidak ada pertukaran air, (system resirkulasi tertutup maupun semi resirkulasi).
Aquamats memberikan kontribusi yang besar bagi larva yang dipelihara dengan memungkinkan peningkatan survival rate pada padat penebaran yang tinggi serta memberikan efek positif bagi pertumbuhan larva tersebut. Fungsi lain dari pada aquamats yaitu dapat menjadi alat yang efektif dalam membantu stabilisasi kolam air serta meminimalkan pertukaran air dan meningkatkan FCR's (Feed Conversion Ratio/ angka konversi pakan). Beberapa penelitian menyebutkan bahwa menggunakan aquamats ternyata meningkatkan FCR berkisar antara 0,2-0,4 % tergantung pada kepadatan spesies yang dipelihara.
Penelitian pertanian yang dilakukan di Konsorsium Udang Amerika Serikat telah membuktikan bahwa dengan menggunakan aquamats dapat memberikan hasil produksi yang tinggi bahkan meningkatkan padat tebar mencapai 300-500%. Mungkin tidak ada di dunia yang memproduksi udang windu lebih dari 4 kilo/m3/ siklus yang tidak menggunakan AquaMats.

Karakteristik Aquamats dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Meningkatkan nilai survival rate
- Meningkatkan pertumbuhan dan padat tebar
- Merupakan Media untuk Pakan alami untuk tambahan bagi larva sehingga pakan alami tersedia 24jam
- Mengurangi pertukaran air
- Kontrol nutrisi dan limbah metabolik
- Stabilisator kadar alkalinitas
- Pengurangan ganggang biru dan vibrio oleh inhibisi kompetitif
- Transformasi produk limbah kedalam makanan
- Meningkatkan pertumbuhan peryphiton
- Transformasi produk limbah kedalam makanan


Daftar Pustaka

Thanks to Dekan Fakultas Perikanan Dan iLmu Kelautan UB Hepi Iromo Spi Msi
Pembimbing Lapangan 1 Muhammad Darwis Spi Msi
Pembimbing lapangan 2 Abentin Estim (Lecturer Aquatic chemistry & marine pollution) UMS
Guru Besar Professor Dr. Senoo shigeharu
Request By adnan FPIK UBT

6 Feb 2010

KENAPA HARUS PILIH FAKULTAS PERIKANAN ???(bagian 1)

POTENSI perikanan budidaya Indonesia jika dilihat dari ketersediaan lahan budidaya dan spesies komersial yang berhasil dibudidayakan sangat menjanjikan. "Peningkatan permintaan pasar domestik dan internasional terhadap produk perikanan kita pun juga cukup besar.

Dilihat dari potensi sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia sangat memadai. Sebagai contoh, panjang garis pantai Indonesia lebih dari 95 ribu km. Perairan teluk Indonesia memiliki 4,2 juta ha. Luas sungai yang dapat digunakan budidaya air tawar 5,9 juta ha. "Kita masih memiliki 13,6 juta ha rawa yang sebagian masih dapat digunakan untuk budidaya ikan.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, mengatakan, mewujudkan Indonesia sebagai negara penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar di dunia tahun 2015, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menggenjot peningkatan produksi perikanan budidaya hingga 353 persen. Yakni, dari 5,37 juta ton tahun 2010 menjadi 16,9 juta ton pada 2014.

"Target ini dapat terwujud bila pemerintah daerah, masyarakat dan mahasiswa fakultas perikanan memiliki komitmen sama yaitu meningkatkan produksi perikanan budidaya." Namun, patut diingatkan dalam pengembangan budidaya harus tetap menerapkan cara budidaya ikan yang baik (CBD3) agar memenuhi jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai persyaratan pasar global. Selain itu, pelestarian lingkungan harus menjadi prasyarat utama.(Yogyo Susaptoyono).
Dan semua itu didapat melalui wadah akademisi yaitu fakultas perikanan dan ilmu kelautan yang mengajarkan kita dasar dasar budidaya yang ramah lingkungan.......ayou hidup perikanan........

4 Feb 2010

UJI PROKSIMAT ke 1 DENGAN METODE KJELDAHL

Sumber : Laboran Nutrisi FPIK UBT/Heni Irawati
What it is.........
Uji proksimat adalah analisis terhadap suatu bahan atau sampel yang menyangkut kadar air, Kadar abu, protein, Lemak dll. namun di bawah ini adalah prosedur uji proksimat untuk menentukan nilai kandungan protein (AOAC,1984). selamat mencoba kawan-kawan .......

Prinsip
Senyawa Nitogen dilepas dari jaringan daging melalui destruksi menggunakan asam sulfat pekat dengan bantuan panas pada suhu 410 oC selama 2 jam (sampai diperoleh larutan jernih). Dimana Senyawa Nitrogen terikat oleh sulfat membentuk ammonium sulfat, Selanjutnya ammonium sulfat diubah menjadi garam basa NH4OH dengan penambahan NaOH.NH4OH didestilasi menggunakan panas uap Untuk memisahkah senyawa ammoniak. Ammoniak ditangkap oleh asam boratmembentuk ammonium borat dan selanjutnya dilakukan titrasi dengan asam klorida. Penetapan jumlah nitrogen dihitung secara stokiometri dan kadar protein di peroleh dengan mengalihkan jumlah nitrogen dengan faktor konversi.

Alat-alat yang digunakan :
1. Timbangan analitik kepekaan 0.0001 gram
2. Makro kjeldhal
3. Peralatan gelas labu destruksi 500 ml
4. Labu takar
5. Burret 25 ml pipet
6. Volumetrik 25 ml
7. Erlenmeyer 250 ml
8. Gelas Ukur 50 ml
9. Gelas piala 50 ml
10.Pipet tetes
11.Batang pengadut

Larutan yang digunakan :
1. H2SO4 pekat
2. H2SO4 0.1 N standarisasi
3. H3BO3 (40 g/l)
4. NaOH 30 % (500g/l)
5. CUSO4 5H2O 0.5 gram
6. Mixed indicator mehyl red 0.1 g dan methylenblue 0.5 g di larutkan dalam 100 ml ethanol 95 %

nah dibawah ini gambar beberapa jenis sampel yang sudah dihaluskan diletakan di cawan petri yang steril.....yuk kita simak proses kerjanya!!

Prosedur Kerja
1. Destruksi :
a. Timbang sampel sebanyak 2 gram

b. Masukan kedalam labu kjeldhal 500 ml
c. Tambahkan CUSO4. 5H2O dan K2SO4
d. Tambahkan 20 ml H2SO4

e. Destruksi Selama 3 Jam hingga sampai larut
f. Biarkan selama 15 jam
g. Tambahkan aquades 500 ml, ditunggu hingga suhu ruangan

2. Destilasi :
a. Masukan larutan boric acid sebanyak 50 ml ke dalam Erlenmeyer 300 ml, tambahkan 0.25/4tetes larutan mixed indicator.
b. Letakan pada alat destilasi
c. Sampel yang sudah dingin tambahkan NaOH 50% sebanyak 100 ml, segera letakan pada alat destilasi
d. Destilasi hingga larutan dalam Erlenmeyer menjadi 150 ml (Larutan menjadi biru).

3. Titrasi :
Titrasi larutan dalam Erlenmeyer dengan 0,1 H2SO4 hingga larutan berwarna merah muda.

Perhitungan :

S = Berat sampel
V1= Volume H2SO4 yang digunakan untuk titrasi larutan blank
V2= Volume H2SO4 yang digunakan untuk titrasi sampel
Protein kasar (%) = Total nitrogen (%) x 6,25
Good Luck
requezt by adnan FPIK UBT

3 Feb 2010

Manfaat Untuk Generasi Milinium Ke 3 Ramah Lingkungan



Teknik terakhir yang dikembangkan oleh Balai Budidaya Air Payau Jepara dalam mengatasi serangan hama dan penyakit dari air masuk adalah dengan mengggunakan multi spesies ikan liar yang dipelihara di tandon. Jenis ikan yang digunakan adalah keting (Ketangus sp), bandeng (Chanos chanos), kakap putih (Lates calcalifer), petek (Leiognatus insidiator), dan wering (Kurtus indicius) untuk memakan udang liar yang berpotensi sebagai pembawa agen penyakit sehingga tidak menularkannya pada udang yang sehat di dalam wadah pemeliharaan.